Pertama kali aku mengenal mereka, aku masih ragu untuk berinteraksi dengan mereka. Apakah aku bisa dekat dengan mereka? Apakah aku dapat menghadapi mereka dengan berbagai tingkahnya?
Ku coba mengenal nama mereka satu persatu. Ku coba mengenal kebiasaan mereka satu persatu. Ku coba dekati satu persatu. Ku coba dekati dengan perlahan. Saat mereka bermain. Ku coba dekati. Ku Ku coba ajak mereka becanda. Saat mereka kesulitan ku coba bantu.
Mereka itu unik. Setiap anak memiliki keunikannya masing-masing dan mereka nyaman dengan diri mereka sendiri. Mereka jujur. Mereka polos. Mereka kritis. Mereka peduli. Mereka pemberani. Mereka kreatif. Dan aku tidak pernah menyangka.
Selalu dibuat tersenyum, geleng kepala, dan tertawa oleh mereka. Melihat tingkahnya. Mendengar ceritanya.
Wednesday, October 30, 2019
Tuesday, October 29, 2019
Berjuang atau Hanya Ingin Berjuang?
Apa yang sedang kamu perjuangkan?
Kamu berjuang atau hanya ingin berjuang?
Katanya serius tapi tak terus menerus
Kamu berhenti saat jalan tak mulus
Benarkah kamu tulus?
Memang benar
Ingin berjuang lebih baik daripada tidak berjuang dan tidak ingin berjuang
Pada niat kamu memang menang
Tapi kamu kalah dalam berjuang
Kalah pada rasa malas yang menghadang
Jika aku penting bagimu, tolong pentingkan aku
Kamu tahu kan rasanya kehilangan aku
Ketika kamu melepasku, kamu tak mudah lagi mendapatkanku
Ketika kamu menjauhiku, aku semakin menjauhimu
Kamu mengejarku dengan derai mata
Berharap aku kembali padamu
Baik, aku kembali
Namun genggam erat diriku
Pastikan kamu selalu bersamaku
Jika kamu ingin bersamaku hingga akhir hayatmu
Aku adalah mimpimu
Aku adalah hafalanmu
Aku adalah apa yang ingin kamu perjuangkan
Jika kamu memiliki mimpi tanpa aksi
Mungkin kamu hanya bermimpi menggapai mimpi
Jika kamu hanya ingin berjuang
Kamu akan kehilanganl peluang
Jangan berhenti pada "ingin"
Berjuanglah dan terus berjuang
Saat rintangan menghadang
Katakan dengan lantang
"Wahai rintangan, terima kasih kau telah datang. Kau mau mengujiku kan? Tenang, tak kan kulewatkan. Karena hadirmu membuatku naik setingkat dalam berjuang. Maka ku hadapi , ku hayati dan ku nikmati. "
Hadapi dirimu, hadapi..
Karena kamu adalah rintangan terdekat dan terbesar untukmu sendiri
Buktikan ucapanmu
Mintalah kekuatan pada Rabb-mu
Agar tak hanya ingin berjuang
#30DWCJilid20day13
Monday, October 28, 2019
Rasa Kantuk
Tidur lebih terasa nikmat jika diawali dengan mengantuk
Rasa kantuk menjadi pengantar tidur dari sang pencipta
Rasa kantuk menjadi tanda bahwa kita perlu tidur
Malam hari Allah jadikan waktu untuk istirahat
Saat rasa kantuk menerpa
Tak ada yang sanggup menahannya
Mata segera menutup
Disaat ada orang yang menolak rasa ini dengan secangkir kopi
Ada orang yang mengharapkan kehadirannya
Karena mata tak kunjung menutup
Meski tubuh sudah tak sanggup
Kadangkala kau beralasan
Hingga kau menolak rasa kantuk itu
Pikiranmu mungkin belum lelah
Tapi ragamu meminta jatah
Organ dalam tubuhmu pun perlu beristirahat
Tidurlah sejenak
#30DWCJilid20Day12
Maut
Saat maut datang
Ia datang tanpa diundang
Tak bisa dihalangi
Tak bisa dipungkiri
Tubuh pasrah
Tua atau muda tak menjadi jaminan
Tua tak berarti dekat dengan maut
Muda tak berarti jauh dengan maut
Maut akan terus mendekat, mendekat..
Hingga waktu yang ditentukan
Dua hal yang pasti
Kita pasti tua
Kita pasti mati
Dan kita tidak bisa menghindar dari keduanya
Sebagus apapun produk yang membuat lebih muda
Tidak akan mengubah umur
Tidak akan mengubah takdir
Sehebat apapun dokter
Secanggih apapun alat
Sebagus apapun obat
Tak akan mampu melawan kematian
Semua akan tunduk pasrah
Maut memang meninggalkan luka
Bagi yang ditinggalkan
Namun sejatinya ia adalah obat
Ia adalah pengingat terbaik
Ia adalah pelembut hati
Maut mengabarkan bahwa dunia itu fana
Maut membuktikan bahwa harta tak lagi berguna
Saat maut telah ada di depan mata
Hanya amal, hanya amal yang berguna
Maut yang tiba-tiba
Membuat kita menggenggam erat amal
Agar amal tetap setia
Mengantar kita pada pencipta
Semoga dengan istiqomah, husnul khatimah
#30DWCJilid20day11
Saturday, October 26, 2019
Tanpa Ruh
Membaca Al-Qur'an hanya di lisan, tidak berpengaruh pada kehidupan.
Berbincang dengan teman, namun seolah berbicara pada tembok kosong '
Menulis hanya sekadar memenuhi kewajiban atau bahkan mengharap pujian
Aku hidup namun aktivitasku tanpa ruh
Kemana ruh itu pergi?
Apa aku yang mengusirnya?
Apa ia tersesat di jalan yang salah?
Sehingga aku pun kehilangan arah
Hati, mungkin aku lupa mengajakmu ya?
Hingga tak ada yang ku rasa
Semua begitu hampa
Hati, sepertinya aku harus kembali berdialog denganmu.
Memastikan arah yang akan dituju
Dan memastikan dirimu ada bersamaku
#30DWCJilid20day10
Berbincang dengan teman, namun seolah berbicara pada tembok kosong '
Menulis hanya sekadar memenuhi kewajiban atau bahkan mengharap pujian
Aku hidup namun aktivitasku tanpa ruh
Kemana ruh itu pergi?
Apa aku yang mengusirnya?
Apa ia tersesat di jalan yang salah?
Sehingga aku pun kehilangan arah
Hati, mungkin aku lupa mengajakmu ya?
Hingga tak ada yang ku rasa
Semua begitu hampa
Hati, sepertinya aku harus kembali berdialog denganmu.
Memastikan arah yang akan dituju
Dan memastikan dirimu ada bersamaku
#30DWCJilid20day10
Friday, October 25, 2019
Maag
Pada saat kuliah dulu , aku seringkali mengabaikan sarapan. Berangkat dengan kondisi belum sarapan dan saat di Kampus hanya jajan seadanya. Awalnya aku merasa baik-baik saja. Tapi setelah itu aku merasa tidak nyaman ketika terlambat makan. Perut terasa perih.
Saat maagku mulai kambuh. Lambungku begitu sensitif terhadap makanan. Dan aku pun mudah sekali lapar. Aku pernah merasa lapar setiap satu jam sekali.
Aku menyayangi diriku , aku menyayangi tubuhku. Maka aku coba untuk selalu memenuhi haknya. Hal yang paling berpengaruh adalah pikiran. Ketika aku stress , lambungku pun terasa sakit. Maka kali ini aku berusaha untuk lebih tenang. Aku berusaha cuek terhadap hal-hal yang akan mengganggu pikiranku. Aku berusaha seolah tidak apa-apa. Aku tidak ingin menyakiti diriku sendiri.
Thursday, October 24, 2019
Apa Alasanku Untuk Tidak Bersyukur?
Saat ku kehilangan, Dia ganti dengan yang lebih baik
Saat ku merasa sendiri, Dia hadirkan seseorang yang menemani
Saat ku kekurangan, Dia cukupi kebutuhanku dari arah yang tak terduga
Saat ku kebingungan, Dia berikan petunjuk
Saat ku merasa lelah, Dia ingatkan melalui surat cinta-Nya
Saat ku jauh dari-Nya, Dia rangkul aku dengan kasih sayang-Nya
Aku begitu kagum dengan skenario ciptaan-Nya
Alurnya tak pernah ku duga
Setiap episodenya memberikan kejutan-kejutan bermakna
Tokoh-tokoh yang dihadirkan saling melengkapi
Pertemuan dan perpisahan tercipta silih berganti
Tangis tak berarti luka
Senyum tak berarti bahagia
Akhir ceritanya kita yang menentukan
Saat kita melakukan kesalahan
Dia meminta kita untuk mengulang pada episode yang sama
Sampai kita mampu menjalankan peran kita dengan baik
Jika sudah, kita berlanjut pada episode selanjutnya
Selagi waktu belum habis
Kesempatan masih terbuka lebar
Apa alasanku untuk tidak bersyukur?
Tidak ada alasan bagiku untuk tidak bersyukur
Aku hanya tidak tahu rencana-Nya
Oleh karena itu ku ingin mengambil hikmah atas kejadian apapun
Karena hikmah menjadi pintu bagi rasa syukur
Namun bukan berarti diri ini selalu bersyukur
Ada kalanya kufur
Oleh karena itu berdo'alah agar rasa syukur tak pernah luntur
Meski kehidupan kadang tak selalu teratur
Aku jadi teringat dengan surat Ar-Rahman “Fabiayyi ‘aalaa’i Rabbikumaa Tukadzdzibaan” (Nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan? ) yang diulang sampai 31 kali.
#30DWCJilid20Day8
Saat ku merasa sendiri, Dia hadirkan seseorang yang menemani
Saat ku kekurangan, Dia cukupi kebutuhanku dari arah yang tak terduga
Saat ku kebingungan, Dia berikan petunjuk
Saat ku merasa lelah, Dia ingatkan melalui surat cinta-Nya
Saat ku jauh dari-Nya, Dia rangkul aku dengan kasih sayang-Nya
Aku begitu kagum dengan skenario ciptaan-Nya
Alurnya tak pernah ku duga
Setiap episodenya memberikan kejutan-kejutan bermakna
Tokoh-tokoh yang dihadirkan saling melengkapi
Pertemuan dan perpisahan tercipta silih berganti
Tangis tak berarti luka
Senyum tak berarti bahagia
Akhir ceritanya kita yang menentukan
Saat kita melakukan kesalahan
Dia meminta kita untuk mengulang pada episode yang sama
Sampai kita mampu menjalankan peran kita dengan baik
Jika sudah, kita berlanjut pada episode selanjutnya
Selagi waktu belum habis
Kesempatan masih terbuka lebar
Apa alasanku untuk tidak bersyukur?
Tidak ada alasan bagiku untuk tidak bersyukur
Aku hanya tidak tahu rencana-Nya
Oleh karena itu ku ingin mengambil hikmah atas kejadian apapun
Karena hikmah menjadi pintu bagi rasa syukur
Namun bukan berarti diri ini selalu bersyukur
Ada kalanya kufur
Oleh karena itu berdo'alah agar rasa syukur tak pernah luntur
Meski kehidupan kadang tak selalu teratur
Aku jadi teringat dengan surat Ar-Rahman “Fabiayyi ‘aalaa’i Rabbikumaa Tukadzdzibaan” (Nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan? ) yang diulang sampai 31 kali.
#30DWCJilid20Day8
Ceritaku Sore Itu
Sahabatku memberitahuku bahwa ada satu tempat menarik yang letaknya tidak jauh dari daerah rumahku. Sebuah perpustakaan pada sebuah rumah yang dilengkapi dengan cafe. Suatu hari aku tidak sengaja melewati jalan menuju perpustakaan tersebut. Ku lihat tempatnya begitu nyaman apalagi untuk yang orang introvert sepertiku, begitu pikirku. Tapi saat itu aku ragu untuk masuk ke dalam. Aku lihat dari arah luar terlihat begitu ramai, banyak orang disana. Begitu pun yang lalu lalang dari gerbang. Akhirnya aku putuskan untuk pulang.
Sahabatku tahu bahwa aku mungkin belum berani untuk masuk ke perpustakaan itu. Akhirnya dia berinisiatif mengajakku untuk pergi kesana. Sekitar pukul 16.00 sore aku sampai disana. Pemandangannya masih sama seperti aku pertama melihatnya. Terlihat para sekumpulan pemuda keluar dari tempat itu. Sepertinya mahasiswa yang menghabiskan waktu untuk membaca atau berbincang disana. Di teras aku tunggu temanku datang sambil menikmati pemandangan sekitar. Terlihat taman yang begitu asri dihiasi dengan lampu taman. Aku belum berani masuk ke dalam, tapi sepertinya di dalam cukup ramai.
Saat aku melihat buku-buku yang tersimpan dalam rak. Perhatianku tertuju pada buku yang menjadi kesukaanku. Ada juga buku-buku menarik yang membuatku tersenyum sepanjang berjalan diantara rak buku. Aku pun berdiskusi dengan sahabatku tentang berbagai hal mulai dari menulis, buku, tentang hidup sampai aku lupa bahwa melihat sudut-sudut tempat yang ada di perpustakaan itu. Aku pun lupa menikmati senja yang biasanya tak ingin ku lewatkan. Ditengah pembicaraan aku tersentak saat sahabatku mengatakan bahwa aku seorang ekstrovert bukan seorang introvert. Bagaimana tidak tersentak? Aku merasa bahwa selama ini adalah seorang introvert. Kami pun berdiskusi masalah ini.
Aku mendapatkan bahwa tak peduli kamu introvert atau ekstrovert , ketika kamu seorang muslim jika sudah berhubungan dengan orang atau sosial maka kamu harus berakhlaq yang baik. Karena seorang muslim memiliki tugas habluminannas , kita harus memiliki hubungan yang baik dengan sesama manusia. Maka ketika kamu merasa seorang introvert, kamu tetap harus belajar dan membuka diri. Begitu pun seorang ekstrovert , ada kalanya membutuhkan kedamaian saat menjalankan tugas habluminallah.
Akhirnya selesai rasa penasaranku untuk tahu tempat itu. Mungkin aku akan kembali. Aku pun kembali pulang ke rumah dengan membawa cerita di sore itu.
#30DWCJilid20Day7
Tuesday, October 22, 2019
Berani Mencoba
Pernahkah tertahan melakukan sesuatu karena ragu atau takut? Tapi ketika kita mencobanya, ternyata tidak seperti yang kita pikirkan. Tidak sesulit dan seseram yang kita bayangkan.
Ketika masih kecil uci takut untuk berenang bahkan untuk sekadar memasukkan kepala ke dalam air. Yang uci bayangkan, uci bisa tenggelam, mata perih dan segala ketakutan lainnya. Meskipun berkali-kali dimotivasi guru bahkan sampai dipaksa Uci masih takut. Sampai pada akhirnya Uci tidak sengaja hampir tenggelam. Dan ternyata Uci baik-baik saja, tidak perlu ada yang ditakutkan. Semejak itu Uci jadi lebih berani untuk berenang. Hari ini siswa-siswa Uci jadwal berenang. Ada anak yang mengalami hal seperti Uci dulu, takut untuk berenang. Uci pun coba memotivasi anak tersebut dan memastikan anak tersebut merasa aman. Akhirnya setelah sekali mencoba, anak tadi malah tidak ingin berhenti. Ternyata masalahnya hanya tidak berani memulai atau mencoba.
Berani mencoba bukan karena sudah bisa. Tapi dengan berani mencoba kita akan menjadi bisa. Dengan berani mencoba, setidaknya ada dua kemungkinan yang akan kita dapatkan. Yang pertama , saat kita berani mencoba tapi ternyata tidak bisa maka kita akan mendapatkan pengalaman. Dan tentunya dari kesalahan kita akan belajar lebih baik lagi. Berani mencoba biasanya pada hal-hal baru. Maka bagi orang yang berani mencoba akan mendapat banyak pengalaman-pengalaman baru.
Dengan berani mencoba kita tahu batas kemampuan kita dan kita pun tahu letak kesalahan kita. Gerbang menuju pengalaman-pengalaman yang belum pernah kita dapatkan adalah dengan berani mencoba. Mencoba hal-hal yang baik dan yang sudah tentu bermanfaat.
#30DWC
#30 DWCJilid20
#30DWCJilid20Day6
@pejuang 30dwc
Monday, October 21, 2019
Dengan Mengajar, Aku Belajar
Mengajar
membuatku belajar menjadi pribadi yang lebih baik. Dulu aku dikenal sebagai
seseorang yang pendiam, pemalu dan memiliki suara yang kecil. Aku tidak pernah
mengobrol kecuali jika ditanya. Tidak
akan menyapa jika tidak disapa. Malu ketika bersama banyak orang. Ketika ke
sekolah dulu, berada di depan kelas adalah momen yang paling menegangkan.
Suaraku pun kecil , bicaranya lembut dan seolah berbisik. Semua ini menjadi masalah
bagiku.
Sampai
akhirnya aku diberikan kesempatan untuk mengajar. Saat itu aku mengajar kelas 3
SD. Mungkin terasa aneh. Apakah bisa
seorang pendiam , pemalu dan memiliki suara kecil mengajar? Saat itu keadaan
yang memaksa. Aku sudah berada di dalam kelas dan semua mata siswa tertuju
padaku. Mana mungkin aku diam? Saat itu aku merasakan kembali ketegangan ketika
berada di depan. Badan gemetar, keringat bercucuran. Tapi ku coba hadapi dengan semampuku. Saat itu ruang kelasnya kecil
dan siswanya pun tidak terlalu banyak jadi suaraku tidak terlalu masalah.
Semakin
lama ku jalani, aku pun mulai terbiasa. Aku jadi belajar untuk berani bicara di
depan. Karena tidak mungkin aku diam di hadapan siswa-siswaku dan tentunya aku
harus menjadi contoh bagi siswaku. Bagaimana bisa aku meminta siswaku berani
bicara di depan kelas jika aku saja tidak berani. Aku jadi belajar untuk
menyesuaikan volume suaraku karena aku harus memastikan siswa-siswaku bisa
mendengar pelajaran dariku. Dan lagi-lagi aku pun harus jadi contoh bagi
siswa-siswaku. Ketika aku meminta siswa untuk bersuara lebih keras, tentunya
aku harus memberi contoh.
Aku jadi belajar untuk bersosialisasi dan berkoordinasi. Karena aku memiliki partner mengajar maka aku perlu menjalin komunikasi dengan partnerku. Aku yang biasanya tidak pernah mengobrol jika ditanya dan tidak pernah menyapa jika tidak disapa menjadi lebih dulu bertanya dan menyapa. Aku harus menyapa siswa dan bertanya tentang kesulitan yang dihadapi. Dari mengajar pun aku belajar untuk terus belajar. Harus siap untuk mengulang pelajaran, banyak membaca dan bahkan harus menambah lagi ilmu lagi. Terima kasih nak, darimu aku belajar. Aku bersyukur menjadi seorang guru yang pada akhirnya telah mengubah duniaku.
#30DWC
#30DWCJilid20day5 #ucibercerita @pejuang30dwc
Sunday, October 20, 2019
Aku dan Langit
Aku dan Langit
Sejak dulu aku begitu mengagumi segala ciptaan-Nya, terutama
langit. Beragam pemandangan langit Allah hadirkan. Saat pagi tiba, sinar matahari
yang kekuning-kuningan memancar dari arah ufuk timur. Langit yang semula gelap
, mulai berubah menjadi terang. Pantulan sinar matahari yang tersebar ditambah
awan , menghiasi langit dengan begitu indahnya.
Kadang kala, terlihat sekumpulan awan di langit yang membentuk susunan indah. Aku tak mampu menggambarkannya melalui kata-kata atau merekamnya dalam kamera untuk memberitahu betapa indah ciptaan-Nya ini.
Kadang kala, terlihat sekumpulan awan di langit yang membentuk susunan indah. Aku tak mampu menggambarkannya melalui kata-kata atau merekamnya dalam kamera untuk memberitahu betapa indah ciptaan-Nya ini.
Pada saat siang hari , ku lihat langit berwarna biru terbentang luas hingga aku pun tak tahu dimana ujungnya.
Dan ku lihat , betapa kokoknya langit ciptaan-Nya ini. Pada siang hari ku lihat
matahari begitu terik. Namun sinarnya memberi energi untukku dan juga untuk
bumi yang ku pijak ini.
Sore hari adalah waktu yang paling ku tunggu. Jika pagi hari Allah hadirkan kehangatan dan sinar yang memberikan energi untuk menjalani hari. Maka sore hari Allah hadirkan ketenangan melalui hembusan angin dan indahnya sinar matahari di waktu senja. Betapa aku jatuh cinta pada pemandangannya, membuatku terpana melihatnya. Padahal keindahannya hanya datang sekejap. Kalaulah aku palingkan pandanganku meski sekejap, mungkin aku sudah ditinggal pergi olehnya.
Sore hari adalah waktu yang paling ku tunggu. Jika pagi hari Allah hadirkan kehangatan dan sinar yang memberikan energi untuk menjalani hari. Maka sore hari Allah hadirkan ketenangan melalui hembusan angin dan indahnya sinar matahari di waktu senja. Betapa aku jatuh cinta pada pemandangannya, membuatku terpana melihatnya. Padahal keindahannya hanya datang sekejap. Kalaulah aku palingkan pandanganku meski sekejap, mungkin aku sudah ditinggal pergi olehnya.
Langitnya berwarna jingga kekuningan, sinarnya
menghasilkan siluet pada objek sekitarnya. Saat matahari mulai terbenam,
matahari begitu terlihat utuh dan berwarna jingga. Rasanya ingin aku
menggapainya, karena terlihat seolah ada di depan mataku. Dalam hitungan
beberapa detik saja, matahari melambaikan sinarnya lalu pergi dengan menyisakan
rindu.
Betapa Maha Besarnya Allah yang telah menciptakan semua ini. Sore hari setelah manusia ikhtiar mencari nafkah , Allah ciptakan sore hari yang menenangkan. Lelah seolah ikut terbenam bersama sang senja. Bagiku, sore hari adalah waktu yang terbaik untuk merenung. Merenungi waktu yang telah kuhabiskan hari ini.
Betapa Maha Besarnya Allah yang telah menciptakan semua ini. Sore hari setelah manusia ikhtiar mencari nafkah , Allah ciptakan sore hari yang menenangkan. Lelah seolah ikut terbenam bersama sang senja. Bagiku, sore hari adalah waktu yang terbaik untuk merenung. Merenungi waktu yang telah kuhabiskan hari ini.
Sang senja melambaikan sinarnya pada sang rembulan
yang akan menghiasi langit nanti malam bersama bintang-bintang yang
mengiringinya. Langit pun menutup tirainya hingga seluruhnya menjadi gelap. Sang
rembulan memancarkan cahaya putihnya ditemani kerlap-kerlip bintang. Aku pun
menyukai pemandangan ini. Redupnya cahaya rembulan seolah menjadi lampu malam
yang mengantarkanku untuk tidur. Itulah malam, Allah jadikan waktu untuk
istirahat.
Memandang langit dan segala peristiwanya membuatku
jatuh cinta. Cinta pada pencipta-Nya.
#30DWC
#30DWCJilid20Day4
@pejuang30dwc
#ucibercerita
#pencintasenja
#30DWCJilid20Day4
@pejuang30dwc
#ucibercerita
#pencintasenja
Saturday, October 19, 2019
TIDAK ADA HARI LIBUR?
Kurang lebih 12
tahun, aku jalani hari tanpa hari libur kecuali hari libur nasional. Tapi bukan
berarti aku full bekerja selama seminggu. Di masa sekolah dulu lebih tepatnya sejak
SMA, hari minggu aku tetap beraktivitas. Setelah senin sampai sabtu aku sekolah.Pada
hari minggu, aku bimbel dan aku pun mengajar di suatu organisasi sosial. Jadi disaat
orang-orang memanfaatkan waktu weekend nya untuk liburan, aku menyibukan diri dengan
mengajar. Sampai akhirnya ketika aku telah menjadi seorang guru di sekolah
pun.Pada hari minggu aku tetap mengajar. Aku sampai bertanya pada diri sendiri.
Mengapa aku tetap bertahan? Apakah karena cinta atau sudah menjadi rutinitas?
Menurutku aku
tetap menikmati hari liburku, hanya saja kegiatannya berbeda. Aku lebih suka
mengisi hari liburku dengan kegiatan yang bermanfaat. Biasanya aku mengajar,
ikut seminar , kajian dan lain-lain. Tapi memang ada kalanya, perlu ada me
time. Perlu ada waktu untuk istirahat dari segala rutinitas. Bagiku yang
seorang introvert, berdiam diri dalam kamar atau pergi taman di sore hari sudah
cukup. Merenung,membaca,menulis dan menggambar adalah hal menyenangkan di saat
me time.Selain itu juga perlu meluangkan waktu untuk keluarga. Apalagi jika
sudah berumah tangga.Tentu pasangan menginginkan waktu khusus untuk bisa menikmati
waktu bersama.
Aku pernah
mengalami masa-masa disibukkan dengan aktivitas yang begitu padat hingga tak
ada waktu untuk beristirahat. Dan akhirnya tubuh berontak , meminta untuk
diberikan haknya. Begitu pun dengan orang-orang yang kusayangi. Rindu kian
memuncak, karena hadirku hanya sekejap. Dan aku pun menyesal karena pada
akhirnya aku kehilangan orang yang aku sayangi. Kerinduan yang akhirnya tak
berujung temu.
Aku pun merenung.Dan
aku dapatkan bahwa yang salah itu bukan kesibukan karena kalau kita tidak
disibukkan dengan kebaikan maka kita akan disibukkan dengan keburukan.Jadi
selama kesibukan yang dilakukan adalah kebaikan maka tidak masalah.Hanya saja
kita perlu seimbang dalam memenuhi hak tubuh, hak keluarga, hak pasangan, dan
lain-lain. Kita hanya perlu membagi waktu.
#30DWC #30DWCJilid20day3
#ucibercerita @pejuang30dwc
Subscribe to:
Posts (Atom)