Aku dan Langit
Sejak dulu aku begitu mengagumi segala ciptaan-Nya, terutama
langit. Beragam pemandangan langit Allah hadirkan. Saat pagi tiba, sinar matahari
yang kekuning-kuningan memancar dari arah ufuk timur. Langit yang semula gelap
, mulai berubah menjadi terang. Pantulan sinar matahari yang tersebar ditambah
awan , menghiasi langit dengan begitu indahnya.
Kadang kala, terlihat sekumpulan awan di langit yang membentuk susunan indah. Aku tak mampu menggambarkannya melalui kata-kata atau merekamnya dalam kamera untuk memberitahu betapa indah ciptaan-Nya ini.
Kadang kala, terlihat sekumpulan awan di langit yang membentuk susunan indah. Aku tak mampu menggambarkannya melalui kata-kata atau merekamnya dalam kamera untuk memberitahu betapa indah ciptaan-Nya ini.
Pada saat siang hari , ku lihat langit berwarna biru terbentang luas hingga aku pun tak tahu dimana ujungnya.
Dan ku lihat , betapa kokoknya langit ciptaan-Nya ini. Pada siang hari ku lihat
matahari begitu terik. Namun sinarnya memberi energi untukku dan juga untuk
bumi yang ku pijak ini.
Sore hari adalah waktu yang paling ku tunggu. Jika pagi hari Allah hadirkan kehangatan dan sinar yang memberikan energi untuk menjalani hari. Maka sore hari Allah hadirkan ketenangan melalui hembusan angin dan indahnya sinar matahari di waktu senja. Betapa aku jatuh cinta pada pemandangannya, membuatku terpana melihatnya. Padahal keindahannya hanya datang sekejap. Kalaulah aku palingkan pandanganku meski sekejap, mungkin aku sudah ditinggal pergi olehnya.
Sore hari adalah waktu yang paling ku tunggu. Jika pagi hari Allah hadirkan kehangatan dan sinar yang memberikan energi untuk menjalani hari. Maka sore hari Allah hadirkan ketenangan melalui hembusan angin dan indahnya sinar matahari di waktu senja. Betapa aku jatuh cinta pada pemandangannya, membuatku terpana melihatnya. Padahal keindahannya hanya datang sekejap. Kalaulah aku palingkan pandanganku meski sekejap, mungkin aku sudah ditinggal pergi olehnya.
Langitnya berwarna jingga kekuningan, sinarnya
menghasilkan siluet pada objek sekitarnya. Saat matahari mulai terbenam,
matahari begitu terlihat utuh dan berwarna jingga. Rasanya ingin aku
menggapainya, karena terlihat seolah ada di depan mataku. Dalam hitungan
beberapa detik saja, matahari melambaikan sinarnya lalu pergi dengan menyisakan
rindu.
Betapa Maha Besarnya Allah yang telah menciptakan semua ini. Sore hari setelah manusia ikhtiar mencari nafkah , Allah ciptakan sore hari yang menenangkan. Lelah seolah ikut terbenam bersama sang senja. Bagiku, sore hari adalah waktu yang terbaik untuk merenung. Merenungi waktu yang telah kuhabiskan hari ini.
Betapa Maha Besarnya Allah yang telah menciptakan semua ini. Sore hari setelah manusia ikhtiar mencari nafkah , Allah ciptakan sore hari yang menenangkan. Lelah seolah ikut terbenam bersama sang senja. Bagiku, sore hari adalah waktu yang terbaik untuk merenung. Merenungi waktu yang telah kuhabiskan hari ini.
Sang senja melambaikan sinarnya pada sang rembulan
yang akan menghiasi langit nanti malam bersama bintang-bintang yang
mengiringinya. Langit pun menutup tirainya hingga seluruhnya menjadi gelap. Sang
rembulan memancarkan cahaya putihnya ditemani kerlap-kerlip bintang. Aku pun
menyukai pemandangan ini. Redupnya cahaya rembulan seolah menjadi lampu malam
yang mengantarkanku untuk tidur. Itulah malam, Allah jadikan waktu untuk
istirahat.
Memandang langit dan segala peristiwanya membuatku
jatuh cinta. Cinta pada pencipta-Nya.
#30DWC
#30DWCJilid20Day4
@pejuang30dwc
#ucibercerita
#pencintasenja
#30DWCJilid20Day4
@pejuang30dwc
#ucibercerita
#pencintasenja
No comments:
Post a Comment