Sunday, November 4, 2018

Terima kasih Kawan


Ku teringat ucapanmu kawan
Yang mengatakan bahwa aku pendiam
Dan aku tidak akan bisa menjadi apa-apa
Meskipun pendiam aku tak diam
Ku katakan tidak, aku bisa.

Ku teringat pendapatmu kawan
Ketika guru BK meminta tukar pendapat
Dan kalian beri pendapat tentangku
Katanya aku pendiam, suaranya kecil, lugu,polos, kurang bisa bergaul dll

Ku teringat candaanmu kawan
Katanya aku banyak "chocochip"
Setiap aku datang, kamu hitung.
Kadang aku pun ikut tertawa
Kadang membuatku minder


Tahun-tahun pun telah berlalu
Dan ingin ku katakan
"Terima kasih kawan "
Ucapanmu membuatku bangkit

Aku tetaplah aku yang kalian kenal
Tapi aku buktikan bahwa ucapanmu dulu itu tak benar.
Bahwa aku tidak akan bisa menjadi apa,apa
Aku yang pendiam ini jadi seorang guru,kawan.
Sebuah profesi yang mungkin tidak bisa dilakukan oleh seorang pendiam.

Memang ini semua butuh proses panjang.
Tapi aku selalu yakin bahwa ini semua akan datang.
Dan aku yakin semua ujian datang
Adalah sebuah pelajaran.
Yang akan membentuk diriku di masa yang akan datang.

Tentang candaanmu yang kadang membuatku malu.
Kini,aku bangga kawan.
Karena tak ada yg sama sepertiku
Bahkan yang hampir mirip sekalipun
"Chocochip" ini jadi ciri khasku.
Aku bersyukur.

Kawan, terima kasih telah menemani hari-hariku dulu.
Karena bersama kalian sejarah ini bermula.

Ucapan kalian tidak semua buruk,kawan.
Tapi menurutku pujian itu tak perlu dipikirkan.
Kritik yang membangun perlu dipikirkan.
Dan itu adalah tandanya sayang.

Terima Kasih Kawan


Dari kawanmu yang ingin berterima kasih padamu,
Suci Amalia (Uci)

Bandung, 4 November 2018



No comments:

Post a Comment

Nikmat Melihat